Saturday, August 17, 2019

"Aku Pancasila, Aku NKRI", Eh Akhirnya Korupsi Juga

Sekira di penghujung 2010 lalu, seorang wanita Spanyol mengklaim dirinya sang pemilik sah mentari, ialah Angeles Duran (49 tahun) namanya. Meski seisi dunia telah bersepakat bahwa takada satu negara pun yg dapat ajukan klaim kepemilikan terhadap sebuah planet atau bintang yg ada, tapi Duran berdalih, takada larangan bagi individu untuk ajukan klaim atasnya.

Dokumen notaris telah dirilis, ianya menyatakan bahwa Duran sebagai 'pemilik'  sah sang Matahari. Dengan bermodalkan akta notaris, Duran mengatakan bahwa ia akan meminta bayaran pada siapapun yang menggunakan Matahari, uang yang didapatkannya akan diserahkan separuhnya pada pemerintah Spanyol dan 20% untuk dana pensiunnya.

"Aku Pancasila, Aku NKRI", Eh Akhirnya Korupsi Juga

Anda mungkin merasa lucu mengetahui ada orang mengklaim miliki matahari, silakan tertawa. Namun, tahukah Anda, di dunia ini ternyata ada klaim-klaim lain yang tak kalah lucunya?

Ada sekelompok orang yang merasa diri sebagai nasionalis sejati, mengklaim diri paling NKRI.

Di manapun-kapanpun ianya kerapa mengusung slogan NKRI harga mati, bagi sesiapa berseberangan dengan mereka, dipersilakan untuk minggat; angkat kaki.

Ada juga sekelompok orang yang mengkalim organisasinya paling toleransi, menjaga NKRI, eh kelakuannya, bubarin pengajian ustadz-ustadz yang dianggapnya 'sesat bernegara'; padahal itu hanyalah klaim semata.

Di negeri ini, lakukan kritik terhadap pemimpin mereka sama artinya dengan makar; berontak terhadap negara.

Hanya mereka yang berhak tentukan, mana kelompok sumbu pendek, mana kelompok sumbu panjang, mana berita hoax, mana berita fakta.

Mereka pula yang berhak memilih mana acara yang boleh tayang, mana yang tidak, siapa yang boleh bicara, siapa yang harus bungkam.

Merekalah satu-satunya pihak pemilik slogan kebhinekaan, sesiapa yang tak sependapat dengannya dicaplah sebagai kaum intoleran.

Tafsir atas pancasila, toleransi, dan bhinneka tunggal ika yang sahih mesti berasal dari mereka, maka muncullah ungkapan-ungkapan: Indonesia Adalah Kita, Kita Adalah Indonesia. Eh ternyata, yang bilang demikian ketahuan korupsi juga.

Yang lain bagaimana? minggat sana.

Begitulah klaim itu adanya, politik stigmatik pun dilakukannya, kamu antipancasila, intoleran, dan stigma2 lainnya. Padahal sejatinya, itu hanya klaim semata; buktinya? Nyaris tiada.

Qepoin adalah media untuk berbagi informasi yang ada di sekitar kita. Jangan lupa untuk berlangganan artikel melalui email ya!


EmoticonEmoticon