Makna Gempa Bumi menurut islam - Merenungi bencana gempa bumi yang baru ini terjadi di Palu dan sekitarnya; sebagai bentuk repetisi dari gempa bumi yg sudah terjadi di wilayah-wilayah lainnya, marilah kita maknai dan ambil pelajaran bahwa bencana tersebut sebagai teguran agar kita kembali ke jalan Islam.
Islam mengajarkan kita bahwa bencana yang terjadi tidaklah berlangsung tanpa sebab. Begitu juga dengan gempa bumi; pasti ada ulah manusia sebagai pengundangnya. Ini dibuktikan dengan banyaknya ayat dalam Alquran yang menjelaskan adanya korelasi antara terjadinya bencana dengan pengingkaran-pengingkaran yang dilakukan oleh manusia.
Satu bencana terkadang pula dimaksudkan sebagai ujian bagi iman masing-masing kita. Jika kita adalah orang-orang yang beriman, yang menjalankan syariat-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka jalan terbaik untuk menghadapi suatu bencana atau musibah adalah dengan bersabar. (Al-Baqarah: 214).
Nabi Muhammad saw dalam satu hadis juga bersabda :
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Dia timpakan bencana kepada-Nya.”Telah banyak kisah kaum yang ingkar terabadikan dalam firman-Nya tatkala manusia melanggar aturan-Nya, maka ditimpakanlah bencana kepada mereka.
(HR. Al-Bukhari).
Kita bisa kembali membaca kisah kaum Nabi Nuh yang ditimpakan bencana banjir besar kepada siapa pun yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS. Al-Ankabut: 14).
Kita pun bisa belajar kembali dari kaum Nabi Hud. Allah mendatangkan bencana angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).
Kaum Nabi Saleh (Kaum Tsamud) dan kaum Nabi Luth juga telah menyimpan kisah pilu; ditimpakan kepada mereka azab berupa gempa bumi dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu hingga menghancurkan rumah-rumah mereka. Kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS. Asy-Syu’ara: 160, An-Naml: 54, Al-Hijr: 67, Al-Furqan: 38, Qaf: 12).
Begitu pun dengan kisah kaum Saba yang diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang dilimpahi pepohonan subur. Mereka kemudian diazab oleh Allah karena enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma’rib dengan al-arim atau banjir besar (QS. Saba: 15-19).
Penyebab terjadinya gempa bumi berulang kali telah disinggung dalam firman-Nya. Misalnya ayat yang berbunyi; “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka (Q.S. Al A’raf; 78).
Maka, marilah sejenak kita merenung. Di tengah berbagai bencana dan musibah yang sering terjadi di negeri kita, seberapa banyak pengingkaran kita kepada Allah?
Apalagi pengingkaran itu sudah dilakukan secara berjamaah, massif, dan tersistem. Dan kemaksiatan terbesar yg terjadi saat ini adalah tidak dilaksanakannya syariat Islam secara kaffah dan sempurna.
Dengan demikian, marilah kita kembali ke jalan Islam dengan menerapkan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya.
Marilah kita jadikan seluruh musibah dan bencana yang menimpa diri kita, keluarga atau bangsa kita ini sebagai momentum untuk mengingatkan diri kita agar tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Semoga Bermanfaat :)
